Kenali Perbedaan antara Soft Skill Dengan Hard Skill Beserta Contohnya

Membedakan soft skill dengan hard skill sebetulnya mudah saja. Kedua istilah tersebut akan terdengar familiar ketika memasuki masa kuliah. Namun, kira-kira di mana letak perbedaan antara hard skill dan soft skill? Walau sudah sering terdengar, banyak juga anak muda yang luput dan tidak bisa membedakan keduanya. Membedakan soft skill dan hard skill pun dibutuhkan supaya pelamar kerja tidak salah mencantumkan skill yang dibutuhkan ke dalam curriculum vitae (CV). Jangan sampai, begitu melamar kerja lalu kamu diminta oleh perekrut untuk menyebutkan hard skill yang dimiliki, kamu malah menyebutkan soft skill. Hal semacam ini sebetulnya sepele, tapi bisa menghambat kelancaran kamu ketika interview kerja. Supaya tidak terjadi seperti itu, kamu perlu membaca artikel ini untuk mengetahui perbedaan antara hard skill dan soft skill beserta contohnya.

Perbedaan Soft Skill dan Hard Skill

Istilah soft skill dan hard skill merupakan bahasa Inggris yang tidak bisa diartikan begitu saja. Soft skill tidak bisa diartikan sebagai kemampuan lunak. Begitu pula dengan hard skill, ia tidak bisa diartikan sebagai kemampuan keras. Walau demikian, istilah yang sudah dibuat menjadi bahasa Indonesia pun tidak populer. Masyarakat lebih familiar dengan kedua istilah tersebut dalam bahasa Inggris. Skill dalam bahasa Indonesia berarti keterampilan. Lalu bagaimana dengan soft skill dan hard skill? Ivan Lanin mengartikan soft skill sebagai keterampilan nonteknis dan hard skill sebagai kemampuan teknis. 

Kedua keterampilan tersebut dibutuhkan baik dalam pekerjaan maupun dalam kehidupan sehari-hari.

1. Definisi Soft Skill

Tanpa kamu sadari, tiap manusia akan memiliki soft skill dengan sendirinya. Soft skill disebut juga sebagai keterampilan interpersonal yang ada pada setiap individu. Ia bersifat general sehingga soft skill dibutuhkan dalam profesi manapun. Perlu diketahui bahwa soft skill turut menurun dari gen orang tua. Soft skill adalah kepribadian dasar bawaan yang dimiliki oleh seseorang. Ia akan menonjol dengan sendirinya seiring waktu kamu berinteraksi dengan orang lain dan mengamati lingkungan sekitar. Contoh yang paling umum dari soft skill adalah keterampilan berkomunikasi, manajemen waktu dan kecerdasan emosional. Ketiga hal tersebut tentu dibutuhkan dalam pekerjaan manapun, yang tanpa soft skill tersebut, pekerjaan kamu tidak bisa berjalan dengan baik. Tanpa keterampilan berkomunikasi, kamu bisa dinilai sebagai karyawan yang tidak memiliki sopan santun. Lalu tanpa keterampilan manajemen waktu, kamu bisa berujung menjadi karyawan yang tidak disiplin. Perlu diketahui bahwa mempelajari soft skill juga bisa percuma kalau tanpa praktik. Soft skill pun hanya bisa dinilai secara subjektif dan tidak bisa dinilai berupa skor atau level. Baik soft skill maupun hard skill, keduanya dapat dipelajari dan dilatih. Soft skill bisa dipelajari melalui pelatihan maupun di bangku kuliah. Misalnya, lewat program studi Ilmu Komunikasi, yang pada program studi tersebut, kamu akan mempelajari beberapa keterampilan seperti public speaking, advertising, broadcasting dan keterampilan lainnya.

Baca juga : 10 Cara Memulai Usaha Dari Nol Buat Pemula yang Harus Diketahui

2. Definisi Hard Skill

Hard skill adalah adalah keterampilan atau pengetahuan khusus yang dibutuhkan untuk sebuah pekerjaan. Setiap pekerjaan membutuhkan hard skill yang berbeda-beda. Tergantung pada pekerjaan atau profesi apa yang kamu lakukan. Misalnya, untuk pekerjaan sebagai wartawan beberapa hard skill yang harus dimiliki oleh pelaku profesi tersebut antara lain bisa melakukan riset, berkomunikasi baik dengan narasumber melalui wawancara, serta mampu mengolah fakta menjadi sebuah tulisan menarik yang sesuai dengan kaidah jurnalisme. Namun, apabila kamu ingin melamar pekerjaan lain, seperti desainer grafis, akuntan, atau pembuat film, maka hard skill yang dibutuhkan pasti berbeda. Hard skill adalah keterampilan yang terukur dengan nilai dan level. Semua hard skill dapat dipelajari lewat berbagai pelatihan, bootcamp, sertifikasi atau pendidikan formal. Hal-hal seperti sertifikat dan lainnya adalah contoh alat yang digunakan untuk mengukur seberapa besar kamu menguasai hard skill tersebut. Selain menunjukkan seberapa besar hard skill berdasarkan nilai, ijazah dan sertifikat juga merupakan bukti yang nyata kalau Anda betul-betul menguasai hard skill tersebut. Contoh yang paling sering ditemui adalah mengukur kemampuan berbahasa Inggris melalui tes TOEFL atau IELTS. Tes TOEFL dan IELTS secara langsung bisa menampilkan nilai seberapa hebat seseorang dalam berbahasa Inggris, terutama dalam writing, listening dan grammar. Tingkatan atau level kemampuan kamu dalam berbahasa Inggris terukur lewat nilai yang terpampang pada sertifikat tersebut. Tidak sekadar mencari nilai, kamu pun perlu memastikan bahwa pihak pemberi sertifikat adalah lembaga yang kompeten dan kredibel. Dengan memiliki sertifikat dari lembaga yang kompeten dan kredibel, hal tersebut secara tidak langsung turut meyakinkan orang lain atas kemampuan kamu. Tidak hanya sertifikasi kemampuan berbahasa Inggris, sertifikasi untuk profesi lain pun demikian. Maka dari itu sejumlah pekerjaan lain seperti akuntan dan teknisi sering mengambil sertifikasi profesi. Selain untuk memenuhi syarat lowongan pekerjaan, sertifikasi juga bisa membantu dalam mendapatkan pekerjaan, kenaikan gaji, jabatan dan hal lainnya yang menunjang karier kamu. Perlu diketahui bahwa sertifikasi pun bisa kedaluwarsa dan harus diperbarui dalam beberapa tahun sekali.

Contoh Soft Skill dan Hard Skill

Setelah mengetahui definisi soft skill dan hard skill, kamu tinggal membubuhkannya ke dalam CV. Untuk melamar pekerjaan, pembubuhan sebanyak-banyaknya ke dalam CV bisa jadi sangat dibutuhkan. Lalu bagaimana dengan mereka yang masih berkuliah atau belum memiliki banyak hard skill? Tenang aja, kamu bisa menambahkan soft skill lantaran hal tersebut pun cukup penting untuk dipasang di CV. Supaya tidak tertukar antara soft skill dengan hard skill, berikut sejumlah soft skill yang bisa kamu masukkan ke dalam CV.

Baca juga : 7 Strategi Social Media Marketing Ampuh Tingkatkan Penjualan Online

1. Contoh Soft Skill

Soft skill yang paling dasar adalah skill berkomunikasi dan beradaptasi. Di bawah ini terdapat sejumlah soft skill lainnya yang bisa kamu pasang di CV:

  1. Bisa melakukan presentasi

  2. Bisa berinovasi

  3. Dapat bekerja dalam tim

  4. Dapat bekerja dengan deadline

  5. Disiplin waktu

  6. Mampu berpikir kreatif

  7. Mampu berpikir kritis

  8. Mampu berpikir solutif

  9. Mampu bernegosiasi

  10. Memiliki jiwa kepemimpinan

  11. Memiliki kemampuan public speaking

  12. Memiliki rasa keingintahuan yang tinggi 

2. Contoh Hard Skill

Untuk pekerja kantoran, umumnya kamu harus menguasai salah satu basic hard skill, yaitu mampu mengoperasikan Microsoft Office. Di bawah ini terdapat sejumlah hard skill lainnya yang bisa kamu pasang di CV:

  1. Dapat mengoperasikan Adobe After Effect

  2. Dapat mengoperasikan Adobe Photoshop dan Illustrator

  3. Mampu berbahasa asing (bilingual/multilingual)

  4. Mampu menulis berita

  5. Memahami Facebook, Google, dan Twitter Ads

  6. Memahami Digital marketing

  7. Memahami Web & App Development

  8. Menguasai content writing

  9. Menguasai copywriting

  10. Menguasai SEO/SEM marketing

  11. Menguasai UI/UX design

  12. Menguasai UX Writing

Kebanyakan orang beranggapan bahwa hard skill lebih penting daripada soft skill, padahal tidak selalu demikian. Tidak jarang seseorang tidak lolos interview lantaran tidak bisa berkomunikasi dengan baik, seperti terlihat gugup, kaku atau berbicara terbata-bata. Beberapa rekruter berpendapat bahwa soft skill, misalnya kemampuan berkomunikasi, berperan penting dalam pekerjaan sehari-hari. Sebuah pekerjaan bisa saja memiliki hasil yang kurang baik atau tidak lengkap diakibatkan oleh komunikasi yang kurang baik. Kejadian tersebut mungkin dianggap sepele, tetapi bisa berpengaruh buruk pada citra perusahaan. Itu dia sekilas penjelasan mengenai perbedaan antara hard skill dan soft skill. Soft skill dan hard skill memiliki keunggulannya masing-masing. Di sisi lain, soft skill pun bisa membuat kamu bertahan di tempat kerja, sedangkan hard skill membantu kamu dalam menyelesaikan pekerjaan. Setelah mengetahui perbedaan antara soft skill dan hard skill beserta contohnya, silakan kamu cantumkan keterampilan andalan yang kamu miliki ke dalam CV.


10 Cara Memulai Usaha Dari Nol Buat Pemula yang Harus Diketahui