Jika kamu berencana membangun sebuah perusahaan rintisan, tentunya kamu harus memahami beberapa jenisnya seperti startup unicorn, decacorn, hingga hectocorn. Sebab, ketiga jenis startup tersebut memiliki perbedaan dalam hal nilai valuasinya.
Tujuannya adalah agar kamu tidak salah melangkah dan bisa menentukan kategori bisnis yang tepat sesuai dengan sumberdaya yang kamu miliki.
Startup adalah sebuah istilah yang digunakan untuk perusahaan rintisan operasi tahap pertama. Startup dapat dibangun oleh satu atau lebih pengusaha yang ingin mengembangkan usaha berupa produk maupun jasa.
Menurut Mitchell Grant pada laman Investopedia, perusahaan startup biasanya memulai bisnis dengan modal yang besar namun keuntungannya masih terbatas. Oleh sebab itu, perusahaan ini membutuhkan investor dengan modal yang besar seperti pemodal ventura.
Sebagai netter yang hidup di generasi Gen Z mungkin kamu juga sudah tidak asing lagi mendengar istilah unicorn dalam dunia bisnis? Banyak kalangan usia kerja khususnya di daerah ibukota yang bekerja di perusahaan unicorn. Lalu, sebenarnya apa yang dimaksud dengan unicorn?
Unicorn adalah salah satu jenis startup yang paling berkembang di Indonesia. Selain unicorn ada dua kategori startup lainnya yakni decacorn dan hectocorn. Lalu, apa perbedaan ketiganya? Ingin tahu jawabannya? Yuk, kita simak ulasan berikut ini!
Beda Startup Unicorn, Decacorn, dan Hectocorn
Startup dapat dibedakan menjadi unicorn, decacorn dan hectocorn. Pembagian kategori ini berdasarkan level valuasi yang dicapai.
Valuasi merupakan nilai ekonomi terkini suatu perusahaan. Apabila valuasi meningkat sebuah startup bisa saja pindah ke level berikutnya. Berikut ini adalah penjelasan ketiga kategori tersebut
Startup Unicorn
Unicorn adalah sebuah istilah yang digunakan untuk perusahaan rintisan dengan nilai valuasi mencapai 1 miliar dolar AS atau setara dengan Rp14,8 triliun rupiah.
Istilah unicorn pertama kali dikenalkan oleh Aileen Lee, pendiri perusahaan investasi Cowboy Ventures dalam artikel yang berjudul “Welcome to the Union Club: Learning from Billion-Dollar Startups”.
Unicorn yang kita kenal adalah seekor kuda langka yang memiliki sebuah tanduk di bagian tengah kepalanya.
Lee mengasosiasikan bisnis ini seperti unicorn karena sama-sama menjadi suatu hal yang langka di mana sangat jarang terjadi sebuah perusahaan rintisan mampu memiliki nilai valuasi yang tinggi.
Semakin tinggi nilai valuasi maka semakin terbuka lebar peluang menjadi perusahaan unicorn karena akan banyak menarik investor.
Hingga Juli 2022 terdapat setidaknya terdapat 900an unicorn yang tersebar di seluruh dunia berdasarkan cbinsights.com.
Di Indonesia sendiri terdapat beberapa startup unicorn yang sedang berkembang seperti Tokopedia, Traveloka, Bukalapak, J&T Express, dan OVO.
Startup Decacorn
Startup unicorn yang dapat bertahan dan terus meningkatkan valuasinya dapat naik level menjadi decacorn.
Decacorn adalah startup dengan nilai valuasi mencapai 10 miliar dolar AS atau setara dengan 148,1 triliun rupiah.
J&T Express dan Gojek dua besutan startup Indonesia yang kini berada di level decacorn.
J&T Express adalah perusahaan yang bergerak di bidang layanan jasa antar barang sedangkan Gojek adalah sebuah platform digital di bidang pelayanan jasa transportasi hingga antar barang.
J&T Express sendiri memiliki valuasi sebesar 20 miliar dolar AS sedangkan Gojek memiliki valuasi sebesar 10,5 miliar dolar AS. J&T Express bahkan melesat menduduki peringkat ke 16 startup di dunia.
Gojek adalah sebuah perusahaan yang menyandang sebagai startup unicorn pertama di Indonesia pada tahun 2016 dan naik level menjadi decacorn di tahun 2019.
Gojek Indonesia dan Tokopedia pada tahun 2021 melakukan penggabungan usaha menjadi grup GoTo yang nilai valuasinya diperkirakan mencapai lebih dari Rp250 triliun rupiah.
Startup Hectocorn
Startup hectocorn menempati level tertinggi dengan nilai valuasi minimal sebesar Rp100 miliar dolar AS atau setara dengan Rp1.481 triliun rupiah.
Perusahaan teknologi tersohor seperti Apple, Google, Microsoft, dan Facebook merupakan deretan perusahaan yang mampu menembus valuasi tersebut. Hingga saat ini Indonesia belum memiliki startup di level hectocorn
Karakteristik Startup Unicorn
Karakteristik yang paling menonjol dari startup ini adalah adanya kebutuhan modal yang tinggi di awal berdirinya perusahaan.
Sebab itu, hampir tidak mungkin sebuah startup unicorn berdiri dari modal perseorangan saja. Jenis usaha startup unicorn masih didominasi oleh layanan produk dan jasa berbasis IT, platform digital, dan layanan antar barang.
Beberapa karakter khas dari startup unicorn adalah sebagai berikut:
Memiliki ide bisnis yang cemerlang melalui riset pasar
Tanggap pada perkembangan teknologi
Mengedepankan inovasi produk
Menjawab kebutuhan yang berbasis pada kepuasaan konsumen
Berpeluang melakukan usaha secara kolaboratif
Tantangan Startup Unicorn di Indonesia
Mendirikan sebuah perusahaan startup adalah bukan perkara mudah mengingat ketatnya persaingan dan kebutuhan modal yang tinggi di awal merintis.
Startup unicorn didominasi oleh perusahaan platform digital atau setidaknya yang memiliki layanan aplikasi pada android maupun iOs. Perkembangan startup unicorn pada setengah dekade ini menunjukkan pergerakkan yang pesat.
Kebutuhan akan ketersediaan barang yang serba cepat dan instan membuat perniagaan di dunia digital dan pengiriman barang semakin diminati. Ditambah lagi, fenomena pandemi akibat corona selama lebih dari dua tahun membuat masyarakat memilih untuk berbelanja dari rumah.
Tantangan startup unicorn di Indonesia juga diwarnai dengan kecepatan suatu perusahaan dalam mengikuti perkembangan teknologi baik teknologi informasi maupun teknologi terhadap produk itu sendiri.
Contohnya, sebuah perusahaan food and beverage (F&B) tidak hanya melakukan direct selling ke customer namun juga dapat menjualnya melalui platform digital.
Selain itu, perusahaan juga dapat mengembangkan usahanya dengan mempelajari teknik pendinginan selama perjalanan agar dapat menjual produk ke luar kota dengan kualitas mutu yang terjaga.
Untuk itu, peran departemen research and development (R&D) sangat krusial untuk terus melakukan inovasi agar dapat bersaing dengan kompetitor.
Indonesia sendiri memiliki peluang besar untuk memiliki banyak perusahaan startup unicorn. Dengan jumlah penduduk terbanyak keempat di dunia, Indonesia berpeluang untuk dapat memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri.
Di bidang bisnis F&B ini secara mengejutkan muncul nama Kopi Kenangan yang masuk dalam daftar startup unicorn dengan nilai valuasi sebesar Rp1 miliar dolar AS.
Kolaborasi antara pemerintah dan pelaku usaha sangat dibutuhkan untuk menghasilkan startup unicorn. Setidaknya KOMINFO dan KEMENDAG dapat memberikan bimbingan teknis secara intensif dan kolaboratif untuk meningkatkan skill teknologi informasi dan pengembangan produk.
Jika kamu berencana mengembangkan startup agar bisa berkembang menjadi unicorn hingga hectocorn, kamu bisa mempelajarinya melalui platform edukasi seperti Career Companion by Prasmul-eli.
Dengan mengikuti kelas di Career Companion by Prasmul-eli, skill kamu pun akan meningkat dan bisa memiliki strategi baru untuk pengembangan bisnismu. Yuk, join sekarang!