Sangat penting untuk memahami contoh format laporan marketing untuk bisnis. Hal ini dilakukan agar kamu bisa melakukan evaluasi pada bisnis kamu dengan mudah.
Adanya laporan marketing juga memudahkan dalam hal pengambilan keputusan atas strategi bisnis yang sedang berjalan.
Kamu jadi bisa melihat secara langsung, apakah campaign yang perusahaan jalankan itu sudah tepat sasaran atau belum.
Jika ternyata belum mencapai tujuan yang diinginkan, kamu bisa langsung melakukan strategi baru, sehingga permasalahan yang muncul bisa diatasi dengan cepat.
Berikut ini contoh format laporan marketing yang harus kamu isi untuk menampilkan sebuah laporan yang lengkap, sehingga bisa dijadikan sebagai acuan dalam hal pengambilan keputusan dan strategi untuk keberlangsungan bisnis.
Contoh Format Laporan Marketing yang Harus Ada
Untuk membuat laporan marketing, tentunya kamu harus mengambil data yang sudah diinput dengan benar. Kamu bisa mengambilnya dari Google Data Studio atau Google Analytics.
Dengan adanya data yang akurat, maka laporan ini bisa menjadi insight yang tepat untuk pengambilan keputusan selanjutnya.
Sama seperti laporan perusahaan pada umumnya, laporan marketing juga digunakan untuk mengukur bagaimana hasil pemasaran yang dilakukan, apakah sudah sesuai dengan KPI yang ditentukan atau tidak.
Berikut ini isi konten yang harus ada dalam laporan marketing:
Goals yang diinginkan
Output yang ingin dihasilkan dari campaign yang berjalan
Hasil campaign
Anggaran yang sudah dikeluarkan
Rincian pengeluaran anggaran
Strategi marketing yang sudah dibuat
Impresi
Analisis audiens
Traffic yang dihasilkan, baik dari website, sosial media, hingga backlink
Evaluasi dan hal yang harus diperbaiki
Ada banyak sekali format laporan marketing yang bisa kamu contoh di berbagai platform. Kamu bisa menggunakan format tersebut untuk keperluan laporan marketing kamu.
Apa Saja Langkah Menyusun Laporan Digital Marketing?
Setelah memahami apa saja format laporan marketing yang harus kamu buat, kini saatnya kamu menyusun laporan digital marketing. Berikut ini langkah-langkahnya.
1. Seleksi Data
Hal pertama yang harus dilakukan adalah melakukan seleksi data. Kamu bisa mengambil data yang akurat dari Google Analytic atau tools marketing lain yang kamu gunakan.
Dari tools tersebut, ambillah data yang kamu perlukan untuk membuat laporan marketing. Misalnya, kamu mengambil data berupa CTR, amount spent, cost per result, impressions, bounce rate, conversion rate dan lain sebagainya.
Ambil data sesuai kebutuhan, misalnya dalam 3 bulan terakhir di mana campaign kamu mulai berjalan.
2. Mengolah Data
Setelah menarik data yang kamu butuhkan, kemudian kamu mulai melakukan data. Untuk pengolahan data, kamu bisa memanfaatkan tools seperti Google Sheet yang memiliki banyak formula untuk pengolahan data kamu.
Agar hasil datamu lebih terlihat profesional, kamu bisa memanfaatkan formula seperti pivot table, vlookup/hlookup dan lain sebagainya.
Jangan lupa juga sajikan data kamu dengan menggunakan chart atau grafik lainnya.
Ada juga tools seperti Google Data Studio yang memudahkan kamu dalam melakukan pengolahan data secara otomatis.
Sebaiknya, tentukan juga kapan waktu melakukan penarikan data yang tepat, ya. Pastikan waktu yang kamu gunakan selalu sama ya, agar tidak terjadi overlapping.
3. Melakukan Analisis Data
Setelah selesai melakukan pengolahan data, kini saatnya kamu melakukan analisa data. Mulai dari membandingkan performa campaign, hingga melakukan evaluasi secara menyeluruh.
Untuk memastikan apakah strategi yang kamu gunakan sudah tepat atau belum, kamu bisa membandingkannya dengan rata-rata conversion rate yang sesuai dengan bidang perusahaanmu.
Jika seandainya ternyata performa kamu tidak sesuai, maka kamu harus melakukan optimasi, seperti merencanakan konten yang lebih menarik lagi hingga memperbaiki konten di website agar angka bounce rate rendah.
Kapan Seharusnya Membuat Laporan Marketing?
Setelah memahami bagaimana format laporan marketing dan langkah-langkahnya, mungkin kini kamu bingung, kapan seharusnya membuat laporan marketing. Apakah harus mingguan, bulanan, atau tahunan.
Beberapa ahli menyarankan untuk melakukan laporan setiap bulan. Ada beberapa alasan mengapa kamu disarankan membuat laporan bulanan, seperti data yang dibutuhkan jadi lebih banyak, sehingga memudahkan dalam menganalisis data.
Kamu juga bisa jadi melihat lebih detail terkait kinerja campaign kamu, apakah berjalan sesuai dengan target atau tidak.
Agar lebih efisien, kamu juga bisa memanfaatkan tools atau software yang bisa memperbarui data secara otomatis, sehingga akan memudahkan pekerjaan kamu.
Cara Menyajikan Laporan Marketing pada Klien
Saat kamu sedang melakukan pendekatan dengan klien, kamu bisa menampilkan laporan marketing terkait perkembangan bisnismu. Pastikan laporan yang kamu buat tidak bertele-tele dan menampilkan informasi yang relevan.
Berikut ini beberapa tips dalam pembuatan laporan marketing yang bagus untuk kamu.
Menyajikan data secara visual: agar lebih menarik dan mudah dimengerti, sebaiknya sajikan data secara visual dengan menggunakan grafik. Tampilkan juga data lain sebagai perbandingan.
Sajikan hasil di awal: saat melakukan presentasi di depan klien, sebaiknya kamu juga menyajikan hasilnya di awal disertai dengan penjelasan yang mudah dipahami klien terkait campaign yang kamu lakukan.
Sajikan hasil yang buruk: sebagai tips, tampilkan juga data apa adanya. Jangan tutupi hasil yang buruk. Justru, hal tersebut bisa menjadi evaluasi dan menjadi patokan pengambilan keputusan.
Buat laporan yang ringkas: apabila data yang kamu peroleh cukup banyak, jangan lupa untuk tetap membuat laporan yang ringkas, ya. Hal ini memudahkan klien memahami apa yang kamu sampaikan.
Nah, itu dia beberapa ulasan mengenai contoh format laporan marketing dan cara pembuatannya.
Jika kamu ingin mendalami ilmu terkait marketing dan pembuatan laporan yang tepat, kamu bisa loh mengikuti kelas online dari Career Companion by Prasmul-eli. Ada banyak sekali pembelajaran online yang bisa kamu ikuti. Yuk, daftar sekarang!