6 Tahap Pengembangan Karir dan Model Pengembangannya

12 Dec 2022 Admin Blog 0 Digital Soft Skill

Pengembangan dan pembinaan karir perlu diperhatikan untuk mempertahankan karir atau profesi yang telah kamu pilih. Jadi, hindari rasa berpuas diri dan kenali sampai mana tahap pengembangan karir kamu saat ini untuk mengetahui sejauh apa kamu telah membangun jenjang karir untuk masa depan.

Secara sederhana, ada 6 tahap pengembangan karir berdasarkan usia seseorang. Di saat kamu terus bertambah usianya maka sejalan juga dengan pengembangan dan pembinaan karirnya. Di mata perusahaan pun lebih menguntungkan untuk merekrut calon karyawan yang mampu mengembangkan diri.

Sebab, dengan keinginan karyawan untuk mengembangkan dan membina karirnya maka secara otomatis pertumbuhan bisnis perusahaan akan ikut maju. Untuk membahasnya lebih lanjut, berikut ini tujuan strategi pengembangan karir, model, dan tahapan pengembangan karir menurut para ahli.

Tujuan strategi pengembangan karir

Menurut Andrew J Dubrin dari Rochester Institute of Technology ada 10 tujuan pengembangan dan pembinaan karir saat ini dan masa depan, di antaranya:

  • Mendukung karyawan untuk menyadari potensi skill dan karir yang dimilikinya supaya bisa bekerja dengan optimal.
  • Meningkatkan kesejahteraan karyawan.
  • Meminimalisir kemunduran karir dan profesi.
  • Menstimulasi pemikiran karyawan terhadap panjangnya proses pengembangan karir.
  • Menunjukkan bentuk tanggung jawab sosial perusahaan terhadap kesejahteraan karyawan.
  • Memperkukuh koneksi dan interaksi antara perusahaan dan karyawan.
  • Menekan biaya kepegawaian.
  • Memperkuat pondasi untuk melaksanakan program perusahaan guna mencapai tujuan perusahaan.
  • Mempercepat integrasi perencanaan kerja dan kepegawaian.
  • Mendukung tujuan perusahaan dan tujuan karyawan sebagai individu untuk meraih kesuksesan masing-masing.

Model pengembangan karir

Untuk mengembangkan karir karyawan, ada 6 model yang bisa diterapkan sebagai cara mengembangkan karir karyawan. Enam model tersebut, di antaranya:

  • Prestasi kerja merupakan puncak pengembangan karir teratas yang sangat berpengaruh terhadap karir karyawan tersebut ke depannya.
  • Exposure merupakan model pengembangan karir dengan parameter sebanyak apa orang-orang mengenal kamu di dalam lingkungan lini bisnis atau manajemen perusahaan yang sama.
  • Resignationas atau permintaan berhenti, model ini banyak dilakukan oleh karyawan generasi Milenial dan Gen Z. Biasa dikenal dengan kutu loncat, yakni karyawan yang berpindah-pindah kerja dari satu perusahaan ke perusahaan lain untuk meningkatkan pengembangan dan jenjang karirnya.
  • Organizational loyalty adalah model pengembangan karir di mana karyawan sangat setia dengan satu perusahaan dan jarang atau tidak sama sekali berpikir untuk pindah bekerja.

6 Tahap pengembangan karir

Sebenarnya, pengembangan karir telah terjadi saat kamu baru lahir ke dunia, bukan hanya dimulai saat kamu berada di usia produktif atau setelah lulus sekolah taraf SMA atau perguruan tinggi. Ada 2 ahli yang menjabarkan tahapan pengembangan karir menurut mereka.

Tahapan pengembangan karir menurut para ahli yang pertama dari Simamora yang menyatakan bahwa:

  • Karir awal, dimulai saat kamu mulai bekerja di institusi atau organisasi atau perusahaan.
  • Karir pertengahan, adalah tahp pengembangan karir saat kamu mengalami transisi dalam karir. Pada tahapan ini kamu akan mengevaluasi diri sejauh apa capaian yang telah dicapai terhadap karir dan apa kekurangannya.
  • Karir akhir, merupakan tahapan akhir di mana karyawan mengalami penurunan kualitas daya kerja.

Sementara itu, tahapan pengembangan karir mernutu para ahli lainnya seperti Donald E Super dalam teorinya Teori Super’s Life-Career Rainbow dituliskan bahwa:

  • Tahap pertumbuhan dimulai dari usia 0 sampai 14 tahun.
  • Tahap eksplorasi dimulai dari usia 15 sampai 24 tahun.
  • Tahap penetapan dimulai dari usia 25 sampai 44 tahun.
  • Tahap pemeliharaan dimulai dari usia 45 sampai 65 tahun.
  • Tahap penurunan yang terjadi saat seseorang berusia di atas 65 tahun.

Pada artikel ini, tahap pengembangan karir yang akan dibahas adalah yang berkaitan dengan usia seseorang mulai dari tahap growth, exploration, establishment, mid-career, late-career dan decline.

1. Tahap Growth - Usia 0 sampai 14 Tahun

Tanpa disadari manusia, sebenarnya pengembangan karir mereka telah dimulai saat mereka baru lahir ke dunia sampai usia 14 tahun. 

Tahap ini dinamakan tahap growth di mana kamu baru mengenal tentang konsep dan jati diri serta baru mengenal berbagai jenis profesi. Kecenderungan profesi yang akan dipilih pada saat itu adalah berdasarkan apa yang kamu sukai.

2. Tahap Exploration - Usia 15 sampai 24 Tahun

Tahap eksplorasi dimulai saat kamu duduk di bangku SMA dan perkuliahan, di mana saat itu kamu mulai bisa memilih jurusan pendidikan yang kami minati. 

Selain fokus terhadap pendidikan yang dipilih tersebut, kamu juga mulai mengikuti berbagai kegiatan ekstrakulikuler atau kegiatan kemahasiswaan lainnya untuk terus mencari jati diri.

Setelah lulus menempuh pendidikan perguruan tinggi, baik sarjana maupun pascasarjana, kamu mulai bekerja sesuai dengan jurusan pendidikan yang kamu pilih. Namun demikian, di tengah perjalanan sedang giat bekerja kamu seperti merasa kehilangan arah.

Mungkin saja kamu merasa pendidikan yang telah kamu tempuh sebelumnya kurang tepat di industri yang saat ini sedang kamu tempuh sehingga kamu mengalami kebimbangan dan kegelisahan mengenai karir masa depan. Kondisi ini biasa disebut sebagai quarter life crisis.

Tips untuk melalui tahap pengembangan karir ini di antaranya:

  • Mengikuti pelatihan atau workshop untuk mematangkan skill dan soft skill kamu.
  • Memperbanyak pengalaman kerja melalui internship, part time, volunteering atau freelancer.
  • Mendiskusikan dengan mentor saat pelatihan tentang karir dan profesi seperti apa yang tepat untuk kamu tekuni.
  • Memanfaatkan pusat karir di perguruan tinggi atau koneksi dan relasi kerja.
  • Mengontrol emosional sehingga tidak mudah insecure dan putus asa.

3. Tahap Estabilishment - Usia 25 sampai 35 Tahun

Saat memasuki usia 25 sampai 44 tahun pada perjalanan karir seseorang masuk ke dalam tahapan yang lebih kompleks dan rumit. Tahapan ini terbagi ke dalam 2 tahapan yakni tahap estabilishment yang berkisar di antara 25 sampai 35 tahun.

Pada tahap pengembangan karir ini, setelah kenyang dengan ilmu dan teori yang didapatkan maka kamu baru benar-benar memulai karir sehingga wajar saja bila kamu berada di tingkah awal atau tingkat menengah dengan beban pekerjaan yang belum terlalu berat.

Tips sukses untuk melalui tahapan estabilishment yakni tetap konsisten untuk mencari ilmu dan informasti terbaru mengenai keterampilan yang dibutuhkan pada industri yang sedang kamu tekuni saat ini. 

Bisa dicari dari pelatihan atau seminar-seminar berkelanjutan. Lalu, tetapkan satu mentor yang telah ahli untuk meminta saran atau bimbingannya.

Kamu juga bisa memanfaatkan atasan kerja untuk memberikan feedback terhadap hasil kerja kamu dan melakukan ujian untuk mendapatkan sertifikasi atau lisensi khusus.

4. Tahap Mid Career - Usia 35 sampai 45 Tahun

Tahap pengembangan karir usia 25 - 44 tahun merupakan tahapan perjalanan karir yang cukup panjang dan kompleks. 

Pada fase kedua ini disebut juga sebagai tahap mid career. Tak sedikit juga banyak dari kamu yang mulai mencapai tingkat puncak produktivitas dengan keahlian khusus sehingga telah layak disebut sebagai ahli dalam profesinya.

Sejalan dengan itu, beban dan tanggung jawab pekerjaan akan semakin berat. Namun hal tersebut tentu akan sejalan dengan kenaikan gaji dan intensif yang akan diterima. Tips untuk mendapatkan lebih kesuksesan pada tahap ini di antaranya:

  • Mendiskusikan dengan atasan kamu tentang jenjang karir kamu ke depan dalam perusahaan tersebut.
  • Meminta para atasan untuk mengevaluasi kinerja kamu selama ini.
  • Mengajukan diri untuk posisi internal di dalam perusahaan sehingga akan lebih banyak challenge yang menanti.
  • Mencari perusahaan lain yang memiliki prospek karir bagus atau challenge pekerjaan yang lebih menantang.

5. Tahap Late Career - usia 44 sampai 55 Tahun

Di usia yang sudah tak lagi muda dengan berbagai pengalaman dan ilmu yang kamu miliki, tentu kamu enggan untuk mengeluarkan tenaga lebih banyak pada pekerjaan. 

Di usia yang seperti ini, jenjang karir yang tepat adalah sebagai penasehat atau pembimbing karyawan yang berada di bawah.

Atau, bisa saja kamu mulai mengajar di perguruan tinggi atau platform-platform edukasi lain yang berkaitan dengan keilmuan yang kamu miliki. 

Setidaknya, sebelum benar-benar pensiun kamu masih memiliki aktivitas positif sebagai bekal awal untuk memasuki fase pensiun nanti.

Tips sukses untuk melalui tahap pengembangan karir ini di antaranya:

  • Mencoba menjadi pengajar pada platform edukasi atau menjadi pembicara di seminar-seminar dan pelatihan.
  • Menuangkan ilmu yang kamu miliki ke dalam buku.
  • Mempersiapkan dana pensiun.
  • Mencari alternatif hobi lain seperti berkuda, bersepeda, fotografi atau lainnya.
  • Mencari komunitas-komunitas yang sesuai dengan hobi yang kamu minati.

6. Tahap Decline - Usia 55 sampai 65 Tahun

Tahap pengembangan karir yang terakhir adalah fase pensiun di mana kamu memiliki banyak waktu untuk menikmati hasil kerja kamu selama ini. Kamu hanya perlu menikmati waktu santai bersama keluarga dan pasangan.

Namun, bila kamu masih merasa mampu dan aktif bekerja maka kamu bisa mempertimbangkan untuk mencari pekerjaan yang sifatnya part time, freelance atauu volunteer. 

Misalnya saja menjadi pembicara di perguruan tinggi, pelatihan atau pusat komunitas tertentu. Tips untuk menjaga daya pikir, kamu bisa mengikuti beberapa kelas berdasarkan hobi seperti melukis atau membaca.

Demikianlah 6 tahap pengembang karir yang bisa kamu pertimbangkan metode perencanaan karir seperti apa yang tepat untuk melalui 6 tahapan ini. Semoga beruntung!

 

BY: Admin Blog

Berita Terkait.

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama berkomentar.